Kamis, 30 Desember 2010

Perayaan Malam Tahun Baru Masehi, Untuk Apa?

Perayaan Malam Tahun Baru Masehi, Untuk Apa?

Detik-detik menjelang akhir tahun Masehi semakin terasa. Penjual terompet dari kertas memenuhi trotoar jalan raya menjajakan dagangannya. Kerlap-kerlip lampu di beberapa sudut kota pun menambah semarak suasana. Di beberapa lokasi tertentu, siap-siap digelar perayaan music berbagai macam jenis, ada yang dangdut, pop, rock, bahkan ada yang menanggap wayang semalam suntuk.
Hingar-bingar perayaan tahun baru sangat khas, penuh hura-hura dan aktivitas tak berguna yang hanya sekedar untuk ‘having fun’. Pernahkah terlintas dalam diri bahwa itu semua sia-sia dan tak memberi kontribusi apa pun bagi kemajuan negeri dan umat ini? Banyak di antara mereka yang berdalih bahwa tak ada larangan dalam Islam untuk merayakan tahun baru atau bahkan sekadar mengucapkan selamat tahun baru Masehi. Jadi mereka beranggapan bahwa sah-sah saja mereka turut ambil bagian dalam perayaan menyambut tahun baru.
Apakah mereka lupa bahwa sejatinya perayaan tahun baru itu berkaitan erat dengan budaya dan peradaban barat yang tak selaras dengan Islam? Wikipedia menyebutkan bahwa perayaan malam tahun baru identik dengan kembang api, music, makanan dan minuman beralkohol serta pesta hiruk-pikuk yang menjadi bagian dari perayaan itu sendiri.
Aneh sekali bila ada satu atau dua kalangan yang merayakan malam tahun baru dengan pengajian yang inti acaranya malah ikut-ikutan menghitung mundur detik ketika mendekati angka jam 12 malam. Maksud hati ingin berbeda dan mewarnai perayaan malam tahun baru, tapi tak tahunya malah terjerembab dalam kubangan yang sama. Beda lagi bila acara yang diadakan, dikemas dalam upaya penyadaran tentang hakikat dan makna perayaan tahun baru sehingga memberi efek pada para peserta untuk menjauhi segala aktivitas yang tidak berguna dan sia-sia.
Bilapun menghabiskan malam tahun baru di rumah saja bersama keluarga, harus dipastikan bahwa tiap anggota keluarga tidak terlena dengan begitu banyaknya acara ‘bagus’ dikemas oleh para pengelola stasiun TV. Menonton TV memang boleh-boleh saja, tapi yang harus diingat adalah alokasi waktu ketika menontonnya. Jangan sampai keasyikan menonton sehingga tidur sangat larut malam yang menyebabkan sulit bangun pagi dan shalat Subuh pun kesiangan. Ini namanya melakukan yang mubah dan meninggalkan yang wajib, jangan sampai deh!
....lewatkan malam pergantian tahun Masehi dengan aktivitas yang bermanfaat sebagaimana malam-malam biasanya. Bukankah seorang muslim itu adalah orang yang menjauhi perbuatan sia-sia dan selalu berhitung amal untuk kebaikan akhiratnya....
So, lewatkan malam pergantian tahun Masehi dengan aktivitas yang bermanfaat sebagaimana malam-malam biasanya. Bukankah seorang muslim itu adalah orang yang menjauhi perbuatan sia-sia dan selalu berhitung amal untuk kebaikan akhiratnya? Muhasabah atau introspeksi diri juga tidak harus menunggu malam tahun baru Masehi. Setiap harinya bagi pribadi muslim, adalah hari untuk selalu bermuhasabah dan berkomitmen agar menjadi lebih baik dan baik lagi. Alangkah meruginya orang yang bertekad berubah menunggu momen tahun baru yang datang Cuma setahun sekali. Iya kalo nggak si ajal datang sebelum sempat introspeksi dan bertaubat? Ihh….nggak banget!
Sobat, banggalah dengan jati diri keislamanmu. Dan merayakan malam tahun baru Masehi yang identik dengan hura-hura bukanlah prilaku seorang muslim yang selalu terjaga setiap langkah dan amal perbuatannya. Mending juga tidur di rumah kemudian paginya bisa bangun subuh tepat waktu, sukur-sukur bisa bangun untuk tahajud. Kegiatan ini jauh lebih keren daripada ikut-ikutan perayaan yang jelas-jelas bertentangan dengan ajaran Islam. Setuju donk ya? Pasti donk! ^_^ [riafariana/voa-islam.com

Selasa, 28 Desember 2010

Harga Laki-Laki Ada di Ketiak Wanita?


Upz…kamu yang merasa cowok atau laki-laki jangan marah dulu donk. Fenomena ini marak seiring dengan semakin banyaknya iklan tentang pengharum dan pemutih ketiak di TV. Disana digambarkan bahwa seorang cewek yang mobilnya rusak perlu bantuan dari laki-laki. Nah, gak ada satu pun laki-laki yang mau ketika cewek pertama melambaikan tangannya. Baru ketika cewek kedua melepas blazernya dan memamerkan auratnya termasuk si ketiak, baru deh laki-laki pada merubung kayak semut.
Asli, iklan ini pada dasarnya melecehkan laki-laki. Gimana dengan perempuannya? Jangan ditanya! Sudah pasti dilecehkan dan dieksploitasi. Cuma selama ini bahasan tentang pelecehan dan eskploitasi perempuan di dalam iklan sudah banyak. Yang belum tersentuh adalah topic tentang kenyataan bahwa laki-laki pun sejatinya juga terlecehkan dan dieksploitasi oleh iklan yang berbasis kapitalisme ini.
Back to topic. Masa iya laki-laki mau menolong hanya karena ketiak si cewek putih? Bisa iya bisa tidak. Tergantung laki-lakinya, punya otak jorok apa enggak. Kalo laki-laki yang baik, tentu saja ia akan menolong siapa saja tak peduli jenis kelamin, apalagi sampe ke hal ketiak segala. Kalo laki-laki berotak jorok, tentu saja iklan ini memang berlaku. Apalagi selain ketiak yang dipamerkan, ekspresi bintang iklan cewek juga begitu menggoda dan ganjen.
Iklan ini tidak sendirian. Masih banyak iklan lain yang isinya menggambarkan bahwa cowok atau laki-laki itu hanya suka dengan cewek yang berketiak putih, kulit mulus, rambut panjang dan lurus, dan berbaju yang mengumbar aurat gitu. Padahal faktanya, laki-laki yang digambarkan oleh iklan-iklan tersebut umumnya adalah laki-laki yang akhlaknya rusak dan otaknya penuh dengan gambaran porno sosok perempuan. Jadi menurut laki-laki tipe ini, perempuan menarik hanya bila auratnya diumbar dan bisa dinikmati oleh mata-mata jalang termasuk dirinya.
Faktanya, tidak semua laki-laki kayak begitu. Masih banyak kaum Adam yang menghargai perempuan dan menganggapnya menarik ketika akhlak dan otak yang dipakai. Cewek yang asyik diajak berdiskusi plus berakhlak dan menutup aurat menjadi pilihan. Laki-laki jenis ini cenderung ghaddhul bashor atau menundukkan pandangan terhadap perempuan yang tidak halal baginya, apalagi yang pake acara umbar ketiak segala. Laki-laki yang ini bakal khawatir mau bantu cewek yang melambaikan tangan dengan ekspresi menggoda dan pamer ketiak. Iya kalo cewek baik-baik, lha kalo sebaliknya gimana coba?
Perempuan baik-baik tentu tak akan gampang mengeksploitasi auratnya hanya demi agar cowok-cowok mampir untuk datang membantu. Bila begini caranya bisa dipastikan yang datang ya cowok-cowok berotak mesum yang punya niatan jelek pada cewek tersebut. Nah lho, jangan marah kalo sampai terjadi pelecehan terhadap cewek yang memang membuka diri untuk dilecehkan. Jadi ternyata, dalam adegan dalam tayangan iklan ini, kedua pihak baik laki-laki maupun perempuan sama-sama sebagai korban yang dilecehkan oleh gaya hidup kapitalis.
Laki-laki pun banyak yang masih mulia dan tingga harga dirinya. Ia bukan laki-laki gampangan yang dengan mudah datang hanya karena dipameri ketiak perempuan. Laki-laki sejati yang sangat menghargai perempuan dengan tidak mudah terpikat oleh aurat yang diumbar secara gampangan. Laki-laki seumpama Yusuf yang mampu menahan dirinya ketika Zulaikha menggodanya. Ya…laki-laki seperti ini masih ada meskipun jumlahnya mungkin tak banyak dan ia tersembunyi di tengah hingar-bingar dunia. Tapi yakinlah, laki-laki seperti ini masih ada. Kamukah salah satunya? [riafariana/voa-islam.com

Minggu, 26 Desember 2010

Toleransi Semu Natal dan Tahun Baru



Kita mau ngomongin sesuatu yang berbahaya yang tanpa sadar mengintai akidah kaum Muslimin atas nama toleransi semu. Bahaya yang mengintai setiap bulan Desember dan tahun baru. Yup, bahaya perayaan Natal dan perayaan Tahun Baru.
Suasana natal merebak di sekitar kita. Mal, plaza, hotel, toko, baliho di jalan-jalan protokol, dan umbul-umbul sepanjang jalan terlihat semarak menyambut natal dan tahun baru. Tak ketinggalan televisi dan radio juga saling bersaing program natal dan tahun baru. Acara-acara yang tersuguh khas nuansa natal semisal pohon cemara dan pernik-perniknya, lagu malam kudus atau Holy Night dalam versi Inggris-nya dan juga nggak ketinggalan Jingle Bell. Juga ada Sinterklas dan kado-kado, kereta salju yang ditarik anjing kutub dan anak-anak miskin yang mendapat kegembiraan karena ada hadiah-hadiah yang mereka inginkan.
Tak jarang kaum Muslimin terlena dengan itu semua. Hati-hati dengan adek-adek kamu yang masih kecil. Mereka mudah sekali silau dengan gemerlap natal dan banyak kado menyertai. Tapi, yang silau sama natal bukan cuma anak-anak kecil. Orang-orang tua bahkan ulama banyak juga yang bukan hanya silau, tapi malah ikut-ikutan larut di dalamnya.
Karena terbiasanya mereka disuguhi pemandangan natal dan tahun baru Masehi, akhirnya merasa seakan-akan perayaan itu adalah bagian dari kehidupan bermasyarakat. Belum lagi para bapak dan ibu yang duduk sebagai pejabat dan mengaku-aku dirinya ulama mencontohkan diri dengan ikut menghadiri perayaan natal dan tahun baru itu. Akhirnya kaum Muslimin dibuat bingung mana yang hak dan batil karena semua sudah dicampur aduk.
Natal dan tahun baru bukan budaya kita
Natal dan tahun baru jelas-jelas budaya dan milik kaum Nasrani. Natal diperingati sebagai kelahiran Yesus yang mereka pertuhankan. Meskipun kita kaum Muslimin mengakui Nabi Isa, tapi tak dibenarkan untuk mengakuinya sebagai Tuhan. Bukan sekadar tak dibenarkan tapi juga haram alias mutlak tidak bolehnya. Lagi pula kelahiran Nabi Isa sendiri juga bukan di bulan Desember. Lha wong aliran sekte Kristen yang lain aja ada yang merayakan Natal di bulan Januari kok. Herbert W. Arsmtrong (1892-1986), seorang pastur di Worldwide Church of God, Amerika Serikat, menyatakan dalam bukunya, The Plain Truth about Christmas, bahwa Yesus tidak lahir pada tanggal 25 Desember. Nah lho?
Abu Deedat Syihabuddin M.H, seorang kristolog dalam wawancaranya dengan majalah Sabili mengatakan, “Isa Almasih bukan lahir tanggal 25 Desember. Di kalangan Kristen sendiri ada perbedaan, ada yang tidak mau merayakan Natal pada 25 Desember seperti Advent dan Yehova. Mereka menganggap Yesus lahir tanggal 1 Oktober. 25 Desember itu, upacara penyembahan Dewa Matahari.”
Most of all, setelah Muhammad datang, cuma ajaran beliau aja yang boleh diikuti. Ajaran nabi-nabi sebelumnya sudah dihapus dengan kedatangan Muhammad Rasulullah saw. sebagai nabi akhir jaman.
Tahun baru juga sama aja. Ini tahun baru Masehi, diperingati untuk mengingat sang Mesiah (asal kata dari Masehi alias Nabi Isa juga) dilahirkan ke bumi. Kita nggak perlu latah ikut-ikutan merayakan meski sekadar mengucapkan selamat tahun baru. Karena bagaimana pun, ucapan tahun baru selalu mengekor dengan ucapan natal. Kita punya kok tahun baru sendiri. Tahun baru Hijriyah. Sebagai momentum peringatan Rasulullah saw. hijrah dari Mekah ke Medinah dan mendirikan Negara Islam di sana.
Selain tahun baru masehi bukan budaya kaum muslimin, lihat juga bagaimana orang-orang itu merayakannya. Hura-hura, pesta, kembang api, dansa, dan banyak acara maksiat lainnya yang digeber semalam suntuk. Jelas banget, semua hal itu sama sekali nggak sesuai dengan budaya kaum Muslimin yang sangat menjaga diri dari segala perbuatan sia-sia dan maksiat. Udah acaranya nggak ada tuntunannya dalam Islam, eh, cara merayakannya juga amat sangat tidak terpuji.
Bagaimana sikap kita?
Jelas dong, sikap kita sebagai kaum Muslimin untuk tidak mengikuti perayaan itu meskipun sekadar mengucapkan natal dan tahun baru. Lha wong kita tidak meyakini kedua perayaan itu kok mau mengucapkan selamat. Bukankah yang selamat itu cuma mereka yang meyakini akidah Islam saja? Jangan khawatir kamu dituduh tidak toleran hanya karena tidak mau mengucapkan selamat natal dan tahun baru. Toh, makna toleran tidak sesempit itu.
Toleran itu cukup dengan mengakui adanya keberagaman di sekitar kita. Kita tak mengganggu keyakinan dan ibadah mereka dan begitu sebaliknya. Mereka juga tidak boleh mengusik akidah dah ibadah kaum Muslimin. Toleran tidak bermakna untuk ikut-ikutan dan mencampuradukkan keyakinan kita dengan keyakinan dan peribadatan agama lain. Bukankah telah dinyatakan oleh Allah dalam surat al-Kafirun bahwa bagimu agamamu dan bagiku agamaku? Ya sudah, cukup ini saja yang jadi patokan kita, oke?
Sering saya diberi ucapan selamat tahun baru oleh teman-teman baik Muslim atau nonmuslim. Kalo ucapan Natal jelas nggak, karena identitas saya sebagai muslimah dengan jilbab dan kerudung sangat jelas terlihat. Saya selalu katakan pada mereka, bahwa saya tidak merayakan tahun baru Masehi. Malam tahun baru toh nggak beda dengan malam-malam sebelum dan sesudahnya. Baru kalo di penghujung malam tahun baru matahari terbit dari barat, itu baru saya takjub dan pantas untuk dirayakan. Teman-teman langsung pada keki karena kalo beneran seperti itu, artinya kiamat dong hehehe…
Tentunya tidak berhenti di situ saja. Harus ada penjelasan secara logis mengapa kita tidak mau merayakan atau sekadar mengucapkan selamat tahun baru. Penjelasan sederhana di atas sudah cukup kamu gunakan sebagai penjelasan bila ada yang nekat ngucapin hal yang sama ke kamu.
Jadi sikap kita jelas dalam hal ini. Tak ada yang namanya nggak enak ati karena ini menyangkut masalah akidah dan keimanan. Nggak main-main urusannya. Meskipun dengan itu kita harus dengan sabar memberi penjelasan dan pengertian bagi mereka yang emang belum ngerti.
Saya punya teman pena dari Finlandia. Kami bersahabat sudah lebih dari sepuluh tahun. Setiap bulan Desember tiba, ia selalu mengirim kartu ucapan merry christmas and happy new year pada saya. Bahasa Finland-nya sih “Hyvä  Joulua ja Onnellista Uutta Vuotta!” Padahal sudah berulangkali saya jelaskan padanya kalo saya seorang Muslim dan tidak merayakan natal atau pun tahun baru masehi. Saya jelaskan pula kalo kami punya tahun baru sendiri, Hijriyah. Tapi lucunya, dia selalu heran dan bingung dengan penjelasan saya.
Usut punya usut, ternyata merayakan natal di negeri Barat tidak berkaitan dengan keyakinan seseorang. Teman pena saya ini mengakunya bukan seorang nasrani, karena ia tidak percaya terhadap ketuhanan Yesus. Ia bilang kalo ia tidak percaya dengan tuhan yang ada di gereja. Ia percaya dengan tuhan menurut definisinya sendiri. Hihi, kacau yah?
Jadi, baginya natal adalah sebuah perayaan yang tidak ada nilai religiusnya sama sekali. Tidak ada acara pergi ke gereja. Tidak ada acara membaca doa atau pun hal-hal keagamaan lainnya. Natal cuma momen untuk bisa kumpul bersama keluarga, makan enak, pesta dan mabuk hingga pagi.
Tapi tetap saya jelaskan bahwa meskipun natal di Barat saat ini kehilangan nilai religinya, tapi saya tidak bisa menerima ucapan itu. Bagaimana pun natal tidak bisa dilepaskan dari mana ia berasal dan dalam konteks apa ia diperingati. Memang tidak mudah membuat teman saya ini paham karena perbedaan budaya dan keyakinan yang sangat mencolok di antara kami.
Pertemanan bukan berarti bisa dengan seenaknya mencampurkan akidah dan keimanan. Harus ada batas yang jelas untuk itu. Toh, kami tetap berteman dengan baik meskipun saya tak pernah mengucapkan merry christmas and happy new year padanya. Ia juga tak pernah menuntut saya untuk mengucapkannya. Malah yang sering, dia suka tanya-tanya tentang Islam dan saya dengan senang hati menjelaskannya.
Apa yang bisa diambil dari cerita saya di atas? Jangan pernah ambil kompromi untuk masalah penting dan mendasar. Perayaan dan ucapan natal dan tahun baru memang ringan di lidah, tapi berat di timbangan pada hari penghisaban nantinya. Maksudnya berat dalam hal mengurangi timbangan kebaikan kamu alias jadi tekor. Jadi jangan pernah menganggap enteng hal ini.
Kok, ada ulama ikut natalan?
Mungkin di antara kamu ada yang bertanya-tanya seperti ini. Jangan kuatir, ngaku-ngaku ulama saat ini memang gampang. Tapi dari perbuatannya, kamu kan bisa menilai ulama seperti apakah yang ada pada dirinya.
Merusak Islam sudah bukan jamannya lagi dari luar. Diperangi secara fisik, dibenci oleh kaum kafir, dicemooh dan diludahi seperti jaman nabi. Saat ini ada yang lebih keren tapi berbahaya dalam merusak Islam yaitu dari dalam. Dari pemeluk Islam sendiri dan dari mereka yang mengaku ulama panutan umat. Kalo ulamanya sudah kena, maka umat pun akan mudah diarahkan ke jalan tidak benar. Gampang kan?
Apalagi dengan adanya sebuah jaringan yang teroraganisasi dengan baik untuk menghancurkan Islam dari dalam, yakni JIL alias Jaringan Islam Liberal. Islam kok liberal? Hehe makanya nggak pantas banget kata Islam disandang dan bersanding dengan liberal. Terus, apa hubungannya dengan perayaan natal dan tahun baru?
Merekalah yang gencar mempromosikan ajakan untuk merayakan dan mengucapkan natal dan tahun baru. Alasannya sih slogan pluralisme agama yang sering jadi dalih. Merekalah yang suka memberi cap eksklusif pada kita-kita yang berusaha berjuang dan menerapkan Islam secara kaffah (keseluruhan). Lucu ya.
Musuh-musuh Islam nggak perlu repot-repot untuk menghancurkan Islam karena sudah ada mesin penghancur itu dari dalam. Pihak JIL inilah yang paling getol mengadakan diskusi dan seminar dalam merusak ide dan akidah Islam. Lha wong teman-teman saya yang nasrani aja nggak repot kok meski saya dan teman-teman yang lain nggak mengucapkan selamat natal pada mereka. Dan kami juga tetap berteman sebatas hal-hal yang memang dibolehkan. Bukan mencampuradukkan akidah dan keimanan. Kok, malah pihak yang mengaku dirinya muslim yang ajak-ajak untuk ikut natalan. Aneh!
Makanya, kamu jangan heran lagi kalo ada ulama yang ikut natalan bahkan ajak-ajak umatnya untuk mengikuti perbuatannya. Ingat, setiap individu akan bertanggung jawab terhadap amal perbuatan masing-masing. Nggak ada ceritanya entar di akhirat ketika dihisab dan ditanya kamu akan bikin alasan “Saya kan cuma ikut-ikutan ulama anu.” Ulama anu itu bisa jadi ikut bikin alasan “Salah sendiri, ngapain kamu mau ikut-ikutan saya?” Nah lho, jadi ribet kan urusannya?
Nah lho, masing-masing saling menyalahkan. Kalo kamu paham Islam dengan baik dan benar, kondisi itu nggak akan terjadi. Meskipun ulama, kalo perbuatannya gak benar ya seharusnya dinasehati bukan diamini aja. Bukankah itu sejatinya sikap seorang Muslim? Saling menasihati dalam kebenaran dan dalam kebaikan.
Kalo ternyata si ulama tetap ngeyel? Kita ingkari aja perbuatannya dalam hati sambil terus melakukan upaya penyadaran terhadap teman-teman dan keluarga kita, supaya mereka nggak ikut-ikutan perbuatan yang nggak bener itu. Kalo kamu punya kemampuan menulis, bisa tuh bikin tulisan sederhana terus kamu tempel di mading sekolah. Atau bisa kamu kirimkan ke surat pembaca di surat kabar kotamu. Jangan cuma diam aja.
Termasuk nih, kalo kamu pandai berbicara di depan banyak orang, jelaskan kepada mereka persoalan ini. Nggak perlu takut dicerca. Oke?
Kalo musuh Islam gencar menyerang dengan dalih toleransi dan pluralisme, maka kita harus lebih giat dan semangat untuk menyadarkan umat akan bahaya ide ini. Kalo mereka punya backing dana banyak, media massa yang jadi corong ide rusak, pejabat korup, ulama syu’ (jahat), kita punya satu hal. Meski satu tapi dahsyat. Apakah itu? Kekuatan Iman. Backing-nya langsung bersandar pada Yang Maha Dahsyat. Pemilik langit dan bumi. Kalo Ia sudah menjadi sumber kekuatan kita, siapa yang bisa mengalahkan?
Tuh kan, keren banget! Allah sebagai backing kita. Allah sebagai sumber kekuatan kita. Hanya satu pertanyaan untuk kamu dan kita semua, maukah kita menjadi pejuang di jalanNya? Itu saja! Semoga kita semua siap. Setuju kan? [riafariana/voa-islam.com

Rabu, 10 Maret 2010

Tidak Shodaqoh dan Tidak Jihad? Lalu dengan Apa Engkau Masuk Surga?

Ceramah Syaikh Abu Zubair ‘Adil al-‘Abab, Penanggung Jawab Syar’iy Organisasi Qo’idatul Jihad di Jaziroh ‘Arob (hafizhahullah).
Bismillahirrohmaanirrohiim..
Sesungguhnya segala puji bagi Allah yang telah berfirman kepada hamba pilihan-Nya (Muhammad saw), "Sesungguhnya Aku mengutusmu untuk mengujimu dan menjadikanmu sebagai ujian. Dan Aku turunkan kepadamu sebuah kitab yang (kesuciannya) tidak dicuci dengan air, kamu bisa membacanya dalam keadaan tidur ataupun terjaga."
Dan sesungguhnya Allah memerintahku untuk membakar orang Quroisy, lalu aku berkata, "Wahai Robb-ku, jika demikian kepalaku akan mereka pecah lalu mereka meninggalkannya seperti sepotong roti." Allah menjawab, "Keluarkan mereka sebagaimana mereka mengeluarkanmu (mengusirmu). Perangi mereka, (karena) Kami menjadikanmu untuk berperang. Keluarkan (hartamu) karena kami akan membantumu. Utuslah tentara, akan kami utus lima kali tentara yang kau utus. Dan berperanglah bersama-sama dengan orang yang mentaatimu terhadap orang yang membangkangmu (bermaksiat kepadamu)." (HR. Imam Muslim)
Sholawat dan salam semoga tetap tercurah kepada penghulu mujahidin, Muhammad bin 'Abdullah yang jujur dan terpercaya. Pernah (suatu saat) datang seorang lelaki kepada beliau lalu berkata, "Wahai Rasulullah, manusia telah meninggalkan kuda, meletakkan senjata dan mereka berkata, 'tidak ada jihad lagi, perang telah usai.' Lalu Rasulullah saw menghadap ke arah lelaki itu dan berkata, 'mereka bohong, sekaranglah perang telah datang. Dan senantiasa ada dari sekelompok ummatku yang berperang membela kebenaran. Dan Allah menjadikan hati beberapa kaum condong (pada mereka) dan memberi mereka rizqi dari peperangan hingga hari kiamat atau hingga datang janji Allah. Sedangkan pada ubun-ubun kuda terikat kebaikan hingga hari qiamat.'" (HR. Imam an-Nasa'i dengan sanad shohih)
Juga kepada keluarga dan sahabat beliau yang mengetahui bahwa jihad adalah puncak tertinggi diin (Islam) ini. Maka berangkatkan pasukan perang di seluruh negeri dan perintahkan hamba-hamba Allah untuk berperang. Adapun kemudian Di bawah bayang-bayang serangan yang menyakitkan terhadap kesucian kaum muslimin dan dalam samudera perang salib ini dengan berbagai model dan persiapan(nya) terhadap ummat islam. Juga di bawah bayang-bayang masa mundurnya pembesar-pembesar dari jalan jihad dan dari melawan serangan musuh terhadap diin ini (Islam) dan kaum muslimin, aku bawakan ceramah (nasehat) ini untuk orang-orang 'alim, pemuda dan kalangan 'awam.
Kepada pemuda yang haus kepada kemuliaan yang merupakan pusaka (ummat), kepada ummat yang bingung di persimpangan jalan, kepada setiap muslim yang percaya terhadap kehormatan di dunia dan kebahagian di akhirat, ku bawakan risalah yang telah lama (telah disampaikan), (berpengaruh) kuat lagi menyala-nyala. Silahkan menyimak penyampaian berikut ini.
Wahai pemuda, wahai orang yang rindu untuk membela Diinullah (Islam), wahai orang yang memberikan nyawanya di hadapan Pelindungnya (Allah). Di sinilah hidayah dan petunjuk. Di sinilah hikmah dan kebenaran. Di sinilah mabuk pengorbanan dan kelezatan jihad. Hendaknya Engkau bersegera (bergabung) dengan batalion guntur. Hendaknya Engkau beramal di bawah panji para Nabi hingga tidak ada lagi fitnah dan seluruh diin milik Allah semata.
Kubawakan seruan yang tenang tapi lebih kuat dari pusaran angin puyuh yang berhembus keras. Seruan ke-tawadhu'-an tapi lebih tinggi dari puncak gunung. Seruan yang lepas dari fenomena semu, terjaga dengan kemuliaan kebenaran dan terpeliharanya wahyu, mewariskan kepada kaum mu'minin kemuliaan di dunia dan surga yang tinggi di akhirat. Aku katakan dalam ceramah ini insya Allah, sebagai bentuk tabarruk, mari berjihad... mari berjihad... mari berjihad... Sebagai permulaan aku katakan;
Wahai saudaraku! Jika mereka bertanya kepadamu 'apakah jihad itu?' Jawablah dengan jelas sebagaimana Nabi yang jujur lagi dipercaya saw menjawab pertanyaan seorang sahabat yang mulia, "Hijrah apa yang paling utama?" Beliau saw menjawab, "Jihad". Sahabat itu bertanya, "Apakah jihad itu?" beliau saw menjawab, "Engkau perangi orang-orang kafir jika Engkau jumpai mereka." Sahabat itu bertanya kembali, "Jihad apa yang paling utama?" Beliau saw menjawab, "Orang yang kudanya terluka dan darahnya mengalir." (HR. Imam Ahmad, sedangkan imam yang empat sepakat bahwa jihad adalah perang dan membantu peperangan untuk meninggikan kalimatAllah)
Wahai saudaraku, kobarkan semangat untuk berperang. Karena Allah Yang Maha Perkasa yang berada di atas tujuh langit memerintahkan nabi-Nya, "Wahai nabi, kobarkanlah kaum mu'minin untuk berperang..." (QS. al-Anfal: 65). Dia juga berfirman, "Berperanglah di jalan Allah, tidak di bebani (untuk itu) kecuali dirimu. Semangati kaum mu'minin (untuk perang). Semoga Allah menghentikan gangguan orang-orang kafir. Padahal Allah maha kuat dan pedih siksaan-Nya." (QS. an-Nisa': 84). Allah Robb kita juga memerintahkan kita, "Jika kalian temui orang-orang kafir pukullah leher (bunuhlah) mereka ..." (QS. Muhammad: 4)
Padahal ayat-ayat jihad di dalam kitab Allah (al-Qur-an) lebih dari seratus ayat. Sedangkan ayat-ayat itu menunjukkan kewajiban jihad dan kewajiban itu tertuju pada kaum muslimin. Sedangkan sebagian ayat-ayat yang lain memotivasi untuk jihad dan menjelaskan keutamaannya juga apa yang disiapkan Allah untuk mujahidin yang berupa pahala di akhirat dan mencela orang-orang yang meninggalkannya serta mencap mereka dengan kemunafikan dan sakit hatinya.
Wahai saudaraku, kobarkan semangat berperang! Karena sesungguhnya perang adalah fardhu 'ain yang paling membutuhkan pengorbanan menurut kesepakatan 'ulama', fuqoha', muhadditsin dan mufassirin. Hukum perang seperti hukum sholat, puasa dan haji. Bahkan dinukil dari Imam ad-Dusuqi dalam hasyiyahnya bahwa perang di utamakan terhadap haji. Sehingga orang yang meniggalkan perang berdosa besar. Sebagaimana dikatakan Ibnu Hajar al-Haitsami dalam kitabnya 'az-Zawajir'.
Imam al-Qorofi menyebutkan, bahwa jika kewajiban-kewajiban atau hak-hak saling bertentangan, didahulukan yang mendesak atas yang leluasa. Didahulukan apa yang dikhawatirkan tertinggal (untuk mengerjakannya) atas apa yang tidak dikhawatirkan tertinggal mengerjakannya meskipun derajat amal yang tidak dikhawatirkan tertinggal itu lebih tinggi derajatnya dari yang dikhawatirkan tertinggal. Sedangkan Allah ta'ala berfirman: "Berperanglah kalian dalam keadaan ringan ataupun berat. Dan berjihadlah kalian dengan harta dan jiwa kalian, hal itu lebih baik bagi kalian jika kalian mengetahui." (QS. At-Taubah: 41)
Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya berkata, "Pertama-tama Allah ta'ala memerintahkan kaum mu'minin memerangi orang-orang kafir. Yang pertama kali diperangi adalah yang paling dekat kemudian yang lebih dekat dengan wilayah Islam. Karena itu, Rasulullah saw memulai peperangan terhadap kaum musyrikin jazirah 'Arab. Maka tatkalah sudah selesai dari memerangi mereka, Allah taklukan untuk beliau Makkah, Madinah, Thoif, Yaman, Yamamah, Hajar, khoibar, Hadhromaut dan kota-kota yang lain berdekatan dengan Jazirah 'Arab. Manusiapun masuk ke dalam Diinullah dengan berbondong-bondong dari berbagai suku-suku 'Arab. Setelah itu semua, Allah syari'atkan memerangi ahlul kitab. Setelah beliau wafat, Abu Bakar ash-Shidiq melanjutkan urusan (perang) ini. Sehingga orang yang keluar dari Diin (islam) ini dan Ahlur Riddah (orang yang murtad) bisa kembali dalam Islam. Imam Ibnu Katsir menjelaskan hal ini hingga beliau berkata, "Urusan perang ini sempurna di tangan ('Umar) al-Faruq yang syahid di mihrab (ketika sholat karena dibunuh, -pent)." Hingga di sini perkataan beliau.
Imam al-Qurthubi di dalam tafsirnya berkata mengenai firman Allah ta'ala, "berperanglah dalam keadaan dan berat..." beliau berkata, "Kadang keadaan mewajibkan semuanya untuk berperang... hingga perkataan beliau, dan itu jika jihad menjadi fardhu 'ain bagi satu wilayah dari wilayah-wilayah kaum muslimin, wajib bagi penduduk negeri itu untuk berperang dalam keadaan ringan maupun berat, muda maupun tua." Hingga di sini perkataan beliau.
Wahai saudaraku, kami memerangi mereka karena Rasulullah saw bersabda, "Aku diutus dengan membawa pedang menjelang hari kiamat hingga Allah semata yang diibadahi dan tidak ada sekutu bagi-Nya. Dan rizqiku dijadikan di bawah bayang-bayang tombakku. Kehinaan dan kerendahan dijadikan bagi siapa yang menyelisihi perintahku. Barangsiapa menyerupai suatu kaum maka dia (menjadi) golongan mereka." (HR. Imam Ahmad)
Wahai saudaraku, kami memerangi kaum kuffar agar kami tidak di adzab Allah. Allah ta'ala berfirman, "Jika kalian tidak berperang, Allah adzab kalian dengan adzab yang pedih dan mengganti kalian dengan kaum lain sedangkan kalian tidak memberikan mudhorot pada-Nya sedikitpun. Dan Allah Maha Kuasa terhadap segala sesuatu." (QS. At-Taubah: 39).Rasulullah saw juga bersabda, "Tidaklah suatu kaum meninggalkan jihad, kecuali Allah timpakan adzab yang merata pada mereka" (HR. ath-Thabrani dalam al-Ausath dengan sanad hasan)
Wahai saudaraku, adapun rasa takut kami terhadap apa yang dikabarkan oleh Nabi yang jujur lagi dipercaya adalah sebagaimana yang di riwayatkan Umamah al-Bahiliy ra, Rasulullah bersabda, "Siapa yang belum pernah berperang atau membekali orang yang berperang atau menanggung (beban) keluarga orang yang berperang, Allah timpakan bencana (layaknya kiamat) sebelum hari kiamat." (HR. Imam Abu Dawud dengan sanad yang kuat)
Wahai saudaraku, di mana keterbetikkan jiwa ini terhadap jihad? Keterbetikkan jiwa yang hakiki yang mengikuti jawaban terhadap seruan ketika diserukan oleh seorang penyeru, "Wahai kuda Allah, melesatlah!" Di mana penempatan dan perjanjian terhadap jiwa untuk pergi berperang dan berperang? Di manakah kita ketika diperintah untuk berperang? Rasulullah saw bersabda, "Jika kalian diperintah untuk berperang, berangkatlah berperang!" (HR. Imam Bukhori)
Kenangan terhadap peperangan dan kesyahidan telah dikobarkan, Kerinduan terhadap negeri abadi yang kekal. Raungan singa Allah di berbagai medan, seberapa menyalakah tampak kerinduanku terhadapa jihad. Wahai saudaraku, tahukah Anda mengapa kami berperang? Kami berperang agar tidak muncul sifat munafiq pada diri kami. Dalam shohih muslim terdapat sebuah hadits Abu Huroiroh ra yang berkata,Rasulullah saw bersabda, "Siapa yang mati dalam keadaan belum pernah berperang dan tidak terbetik dalam hatinya untuk berperang, maka ia mati di atas cabang kemunafikan."
Imam an-Nawawy berkata, "Maksudnya, siapa yang menjadi seperti di sebutkan hadits ini, maka sungguh dia telah menyerupai orang-orang munafiq yang menyelisihi (tidak mau) jihad dalam sifat ini. Karena sesungguhnya meninggalkan jihad adalah cabang kemunafikan. Maka waspadalah, waspadalah wahai saudaraku terhadap menyerupai kaum munafiqin atau Anda mati dalam keadaan membawa cabang kemunafikan.
Wahai saudaraku, kami berperang untuk melaksanakan perintah Allah agar menteror musuh(Nya), bersikap kasar kepada mereka, mengangkat kehinaan dari diri kita, kembalinya kemuliaan pada kita dan munculnya rasa takut di hati musuh-musuh kita. Sehingga kita bisa hidup dengan layak dan bisa menjaga kerusakan di bumi yang diakibatkan meninggalkan jihad. Allah ta'ala berfirman, "Jika kalian tidak melakukannya (memberikan loyalitas pada kaum mu'minin dan melenyapkan kaum kafirin -tafsir jalalain) akan terjadi fitnah di muka bumi dan kerusakan yang besar." (QS. al-Anfal: 73). Allah ta'ala juga berfirman, "Dan persiapkan kekuatan yang kalian mampu untuk (memerangi) mereka dan dari kuda yang tertambat, agar kalian bisa menteror musuh Allah dan musuh kalian dengan persiapan itu." (QS. Al-Anfal: 60)
Wahai saudaraku, di mana sambutan itu? Padahal Allah jalla jalaluh berfirman, "Hai orang-orang yang beriman, sambutlah Allah dan Rosul jika menyeru kalian kepada apa yang membuat kalian hidup (yang berupa urusan diin, termasuk di dalamnya urusan perang). Dan ketahuilah bahwa Allah menghalangi antara seseorang dan hatinya. Dan kepada-Nya kalian akan di kumpulkan." (QS. Al-Anfal: 24)
Adapun rasa takut kami terhadap diri kami jika di jadikan dalam golongan yang Allah katakan, "Katakan (hai Muhammad), 'jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, keluarga dan harta kalian yang kalian khawatirkan kerusakannya, juga tempat tinggal yang kalian senangi itu lebih kalian cintai dari Allah, Rosul-Nya dan jihad di jalan-Nya, maka tunggulah hingga Allah mendatangkan keputusan-Nya. Padahal Allah tidak memberi hidayah kepada orang-orang fasiq." (QS. At-Taubah: 24)
Cukuplah hal ini sebagai ancaman, peringatan dan terror bagi orang yang meninggalkan jihad sedangkan dia mampu tapi benci terhadapnya dan tenang terhadap keluarga dan harta yang ada padanya. Kepada Allah saja pengaduan ini. Bagaimana Anda pelajari atsar-atsar jihad sedangkan Anda tidak terlihat (melakukannya), cahaya-cahayanya terhapus di tengah manusia, malamnya menjadi gelap setelah disinari (cahaya) bulan, dan siangnya menjadi gelap setelah terang?
Ya Allah, bagaimana jiwa-jiwa membencinya padahal Allah Yang Maha Perkasa lagi Mulia berfirman, "Telah diwajibkan berperang kepada kalian padahal perang itu kalian benci. Bisa jadi kalian membenci sesuatu padahal itu baik bagi kalian dan bisa jadi kalian menyukai sesuatu padahal itu buruk bagi kalian. Allah yang mengetahui sedangkan kalian tidak mengetahui." (QS. Al-Baqoroh: 216)
Bagaimana bisa jihad ditinggalkan padahal Allah memerintahkannya kepada orang-orang yang beriman dengan firman-Nya, "Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak pula pada hari akhir begitu juga orang-orang yang tidak mengharamkan apa yang Allah dan Rosul-Nya haramkan serta tidak ber-diin dengan diin yang benar dari kalangan Ahlul Kitab hingga mereka memberikan jizyah dari tangan (mereka) sedangkan mereka (hidup) dalam keadaan hina." (QS. At-Taubah: 29)
Bagaimana (perang bisa ditinggalkan) padahal dengan perang itu Allah menolak (gangguan) kaum musyrikin? Allah ta'ala berfirman, "Kalau saja Allah tidak menolak sebagian manusia dengan sebagian yang lain tentulah sudah dirobohkan biara-biara, gereja-gereja dan masjid-masjid yang di dalamnya banyak disebut nama Allah. Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (diin)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa." (QS. Al-Hajj: 40)
Wahai saudaraku, dahulu sahabat-sahabat Rasulullah saw membawa jiwa mereka di atas telapak tangan mereka mencari kematian yang merupakan sebuah keyakinan untuk meninggikan kalimat Allah. Sampai orang yang di beri 'udzur oleh Allah pun berlomba untuk jihad. Imam Ibnul Mubarok mengeluarkan (kisah) dari 'Athiyyah bin Abu 'Athiyyah bahwa dia melihat 'Abdullah bin Ummi Maktum ra padahal beliau adalah orang buta, pada suatu hari di hari-hari perang al-Qadisiyyah, beliau membawa baju besi yang lebar beliau seret ke barisan dalam medan jihad.
Inilah 'Amru bin al-Jamuh ra yang sudah tua lagi pincang, beliau tidak mengikuti perang Badar karena beliau pincang. Maka tatkala terjadi perang Uhud dia perintahkan anak-anaknya untuk membawanya keluar lalu merasa terganggu karenanya. Hingga beliau berkata pada mereka, "Jauh sekali, jauh sekali! Kalian telah menghalangiku masuk surga pada perang Badar, sedangkan sekarang akan kalian halangi aku pada perang Uhud."
Juga dikatakan kepada Miqdad bin Usud ra ketika beliau bersiap-siap untuk berperang, "Allah telah memberimu udzur." Beliau malah menjawab, "Kami terbebani dengan al-Bahuts (sang pembahas)." Maksud beliau adalah surat at-Taubah karena surat itu membahas orang-orang munafiq dan menyingkap (sifat-sifat) mereka. Kisah ini disebutkan oleh Imam al-Qurthubiy. Alangkah indahnya para sahabat dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik. Alangkah cepatnya sambutan mereka dan kerakusan mereka terhadap jihad...
Allah Yang Maha Benar lagi Maha Mulia dan Tinggi berfirman, "Hendaknya orang-orang yang membeli akhirat dengan kehidupan dunia berperang di jalan Allah. Siapa yang berperang di jalan Allah lalu terbunuh atau menang, maka Allah beri dia pahala yang besar." (QS. An-Nisa': 74). Dari Abu Dzar al-Ghifari ra berkata, "Aku bertanya kepada Rasulullah saw, "Amal apa yang paling utama?" Rasulullah menjawab, "Iman kepada Allah dan berjihad di jalannya." (Muttafaq 'alaih)
Wahai saudaraku, kami berperang di jalan Allah hingga kekafiran tidak memimpin. Bagaimana (sekarang) padahal kekafiran telah memimpin. Allah ta'ala berfirman, "Perangilah mereka hingga tidak ada lagi fitnah dan diin ini menjadi milik Allah." (QS. Al-Anfal: 39) Sedangkan yang dimaksud fitnah adalah kesyirikan.
Wahai saudaraku, jihad adalah amal yang tidak bisa ditandingi dengan amal sholih apapun. Dari Abu Huroiroh ra berkata, "Wahai Rasulullah, apa yang bisa menandingi jihad?" Beliau saw menjawab, "Kalian tidak akan mampu." Beliau mengulanginya dua atau tiga kali perkataan, "kalian tidak akan mampu." Kemudian beliau berkata, "Perumpamaan mujahid (orang yang berjihad) di jalan Allah seperti perumpamaan orang yang berpuasa, shalat dan bersungguh-sungguh terhadap ayat-ayat Allah. Tidak berhenti sholat dan puasa hingga mujahid di jalan Allah itu kembali (selesai berjihad)." (Muttafaq 'alaih)
Ketahuilah, semoga Allah memberi taufiq padaku dan pada Anda, bahwa tidurnya mujahid lebih utama dari bangun malam dan puasa di siang hari. Ibnul Mubarok dalam sanadnya menyebutkan, Abu Huroiroh ra berkata, "Sanggup-kah salah seorang di antara kalian sholat dan tidak putus-putus dan puasa juga tidak berbuka selama dia masih hidup?" Ada yang berkata, "siapa yang sanggup begitu wahai Abu Huroiroh?" beliau menjawab, "Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidurnya seorang mujahid lebih utama"
Wahai saudaraku, bagaimana bisa kita mudah untuk duduk sedangkan kita di bawah naungan berbagai sistem yang lepas dan menjauhi hukum syari'at serta menggantinya dengan sekulerisme, berhukum dengan demokrasi dan mengakui kebebasan pendapat dan pendapat lain (yang menyelisihinya) meskipun di atas jalan untuk melepaskan Syari'at (peraturan) Islam dan mencela Rosul kita yang mulia 'alaihi sholatu was salam.
Wahai saudaraku, apakah Anda akan duduk sedangkan negeri-negeri kaum muslimin di tangan perampas? Apakah Anda tetap duduk sedangkan kehormatan kaum muslimah di hadapan para penjaga penjara? Saudaraku, apakah Anda tetap duduk sedangkan kita masih dihukumi dengan sistem-system buatan dunia, terkadang dengan hukum nasionalis terkadang dengan hukum sekuler?
Apakah Anda tetap duduk sedangkan kita hidup di bawah hukum-hukum yang memelihara persekutuan salibis dalam memerangi Islam? Sebagaimana kita melihat yang terjadi di Afghanistan, Iraq, Palestina, Maghrib Islamy (Aljazair), Jazirah 'Arab dan negeri-negeri kaum muslimin yang lainnya.
Wahai saudaraku, bagaimana kita bisa duduk padahal kita telah diperintah berperang oleh amir kita Syaikh Usamah bin Ladin beserta komandan-komandan tentara yang lain. Katakan padaku, demi Allah bagaimana merubah kenyataan pahit ini tanpa jihad dan perang?!
Wahai saudaraku, hari ini Anda diperintah berperang dari saudara-saudara (kita) yang jujur yang berjalan di atas 'aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah, mereka bukan orang-orang khowarij yang ghuluw suka mengkafir-kafirkan, juga bukan golongan murji'ah yang diserang lalu menyerah, tapi di atas kehendak Allah dan Rosul-Nya lah mereka berjalan.
Inilah dia kelompok yang beriman yang mengangkat panji tauhid yang murni di atas madzhab لكمْ دينُكم وليَ دين, bagi kalian diin kalian, dan bagiku diinku, bagi kalian syariat, manhaj dan pemikiran kalian yang menyelisihi seruan (Muhammad) penghulu para rosul dan pemimpin para mujahidin, sedangkan bagi kami diin Muhammad bin 'Abdullah yang jujur dan terpercaya. Karena beliaulah perang menjadi ada hingga hari kiamat. Mengapa kita mundur dan berlambat-lambat?
Wahai saudaraku, kita masih terbelenggu oleh pemikiran yang bernama mashlahat dan mafsadat tanpa mengenal syarat-syarat dan perkataan ahlul 'ilmi mengenainya.
Apakah Anda akan membelenggu kami meskipun dengan meninggalkan 'amal yang sesuai dengan nash-nash al-Qur-an, hadits nabi, dan ijma' ummat, lalu memutarbalikkan hakikat-hakikat dan makna-maknanya, kita hilangkan maksud Allah dan kita rubah maksud Rasulullah dengan nama mashlahat dan mafsadat yang sesuai akal bukan yang sesuai syari'at. Di mana kita untuk melaksanakan tindakkan para sahabat yang mulia???
Imam al-Qurthubiy di dalam tafsirnya mengatakan, "Abu Tholhah ra membaca, "berperanglah dalam keadaan ringan maupun berat..." lalu beliau berkata, "Wahai anakku fasilitasilah aku." Lalu anaknya pun menjawab, "Semoga Allah merahmati Anda, Anda telah berperang bersama nabi hingga beliau wafat, juga bersama Abu Bakar hingga beliau wafat dan bersama 'Umar hingga beliau wafat. Sedangkan (sekarang) kami berperang karena Anda." Lalu beliau menjawab, "Tidak, fasilitasi aku." Lalu beliau berperang di laut, hingga wafat di laut. Hingga yang lain tidak mendapatkan pulau untuk menguburnya kecuali setelah 7 hari, lalu beliau dikuburkan dalam pulau itu sedangkan jasadnya tidak berubah. Semoga Allah meridhoi beliau.
Aku katakan kepada orang-orang yang masuk ke dalam jama'ah-jama'ah Islam sebagai sebab untuk membela diin ini, kepada orang-orang yang memiliki niat yang baik, apabila yang diinginkannya itu tidak ada (dalam jama'ah yang dimasukinya), carilah jama'ah (lain) yang mengangkat syi'ar Islam sesuai dengan manhaj Ahlus Sunnah, ilmu dan amal-nya.
Carilah jama'ah yang menjadikan langkah dan perjalanan Nabi saw sebagai manhaj dan perilaku-tindakan. Carilah jama'ah yang memiliki prinsip-prinsip landasan sesuai prinsip-prinsip landasan Islam, sesuai prinsip-prinsip landasan yang dimaksud Allah dan Rosul-Nya, sebagaimana yang dipahami oleh Nabi saw dan sahabat-sahabatnya yang mulia. Carilah sebuah jama'ah yang menggabungkan antara 'ilmu, da'wah dan jihad, tanpa meniadakan salah satunya atau menyimpangkan makna-maknanya. Bahkan Anda harus beramal sesuai dengan apa yang dilakukan nabi dan sahabat-sahabatnya tanpa tahrif (penyimpangan) dan ta'thil (peniadaan).
Wahai pemuda kebangkitan! Bergabunglah dengan qiyadah-qiyadah yang menjadikan darah mereka dan darah kalian sebagai energi untuk menyebarkan tauhid dan sebagai percikan api untuk menegakkan khilafah islamiyyah. Bukan untuk klaim-klaim yang menjadikan tulang-belulang kalian sebagai tangga untuk naik, sehingga, ketika tidak bisa naik, mereka lepaskan pokoknya, tampaklah aib dan kepalsuannya. Hanya pada Allah tempat mengadu.
Kepada pemuda kebangkitan, kepada orang yang kami kenali mereka dalam halaqoh-halaqoh dzikir dan 'ilmu, kepada orang yang kami kenali mereka dalam ladang da'wah dan medan pembelajaran, kepada pemilik mimbar-mimbar kebebasan, aku seru mereka kepada apa yang diserukan amir Tanzhim al-Qo'idah di Jazirah 'Arab, Amir Abu Bashir Nashir al-Wuhaisyi hafizhohulloh. Beliau adalah pemuka da'wah Nabi saw. Aku seru kalian agar menyeru manusia kepada hukum syari'ah dan mengimplementasikannya di daerah-daerah dan tempat-tempat di mana kalian berada. Aku seru kalian untuk berperang di jalan Allah dengan jiwa dan harta. Juga untuk menunjukkan pada manusia terhadap millah kakek moyang kita Ibrahim dan da'wah Nabi saw kita yang terpercaya.
Wahai pemuda kebangkitan! Jelaskan kepada generasi yang menapaki perjalanan para pahlawan dan pemahaman terhadap al-wala' dan al-baro' (loyalitas dan anti loyalitas). Wahai pemuda kebangkitan! Tidak samar lagi bagi kalian bahwa zakat adalah Rukun Islam yang ketiga. Padahal zakat telah didekatkan dengan sholat di banyak tempat dari ayat-ayat al-Qur-an. Allah ta'alah berfirman, "Dan dirikanlah sholat dan tunaikan zakat" (QS. Al-Baqoroh: 43)
Di atasnyalah kekuasaan ini berrotasi. Maka kumpulkanlah harta dari shodaqoh dan zakat untuk saudara-saudara kalian yang berjihad.
Adapun kalian wahai para 'ulama' yang jujur! Hendaklah kalian menjelaskan kepada ummat mengenai permasalahan-permasalahan iman dan kufur, permasalahan-permasalahan nama-nama dan hukum-hukumnya, permasalahan-permasalahan tauhid dan syirik, mengenai millah kakek moyang kita Ibrahim, mengenai hukum Islam terhadap sekulerisme dan antek-anteknya, mengenai hukum Islam terhadap pemerintahan-pemerintahan yang loyal terhadap yahudi dan nashroni, dan mengenai hukum bekerjasama dengan mereka menurut petunjuk kalimat 'laa ilaaha illallah'.
Jelaskan kepada ummat hukum kelompok yang melarang dan enggan terhadap salah satu syi'ar diin, juga terhadap amar ma'ruf dan nahi munkar. Jelaskan kepada ummat hukum menjual urusan kaum muslimin, juga hukum berfatwa untuk kebaikan orang-orang murtad. Jelaskan kepada ummat hukum membiarkan kaum muslimin dan hukum meniadakan jihad. Jelaskan kepada ummat hukum mempolitiki manhaj-manhaj diin agar sesuai dengan opini penguasa. Jelaskan kepada ummat hukum-hukum riddah dan hukum bekerja sama dengan murtaddin.
Wahai 'ulama' ummat! Jangan kalian larang melirik pada studi siroh (sejarah) Abu Bakr as-Shidq ra dan orang-orang jujur yang melalui manhaj beliau. Wahai ulama ummat! Cukuplah kalian diam pada masa ummat ini dikoyak-koyak dan pada masa kaum ruwaibidhoh berbicara.
Kepada Anda wahai saudaraku mujahidin! Kepada orang yang kakinya berdebu di jalan Allah. Kepada orang yang pernah menempati perbatasan dalam medan-medan jihad. Kepada orang yang memiliki kemampuan / kekuatan dalam menolak serangan musuh terhadap diin dan kehormatan. Kepada orang yang pernah menginjakkan kakinya di bumi Afghanistan, Chechnya ataupun 'Iraq. Kepada mereka semua aku katakan:
Allah ta'ala berfirman,"Penuhilah janji Allah jika kalian sudah berjanji dan jangan batalkan sumpah setelah meneguhkannya padahal kalian telah menjadikan Allah sebagai saksimu atas sumpahmu. Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kalian kerjakan. Dan jangan menjadi seperti orang-orang yang melepaskan benangnya setelah diikat dengan kuat hingga menjadi cerai berai. Kalian jadikan sumpah kalian sebagai alat penipuan, agar satu golongan menjadi lebih mendapat untung dari golongan yang lain. Sesungguhnya Allah hanya menguji kalian dengan hal itu sedangkan pada hari kiamat Allah jelaskan kepada kalian mengenai hal yang kalian perselisihkan." (QS. An-Nahl: 91-92)
Wahai saudaraku mujahidin! Inilah Imam Makhul dari kalangan 'ulama' tabi'iin. Beliau pernah menghadap qiblat dan berdoa kemudian bersumpah dengan sepuluh sumpah bahwa perang adalah kewajiban bagi kalian wahai kaum muslimiin. Kemudian beliau berkata, "jika kalian menghendaki akan aku tambah sumpahku." Kisah ini dibawakan oleh Imam 'Abdur Rozzaq dalam Mushonnafnya. Inilah Sa'iid bin al-Musayyib, Imam bagi taabi'iin rohimahulloh, beliau termasuk fuqoha' madinah. Beliau keluar untuk berperang padahal salah satu matanya hilang dan dikatakan kepadanya, "Anda adalah orang cacat." Lalu beliau jawab, "Allah telah memerintahkan berperang dalam keadaan ringan maupun berat. Jika aku tidak memungkinkan untuk perang aku bisa untuk memperbanyak jumlah personel dan aku jaga barang (kita)." Di kisahkan oleh Imam al-Qurthubiy.
Wahai saudaraku mujahidin! Aku ingatkan Anda, ku ingatkan Anda terhadap janji ini. Hendaknya Anda mengemban menjaga panji dan meneruskan perjalanan, hingga diin ini menang atau Anda wafat sebagaimana wafatnya para pendahulu yang menempuh jalan yang Anda tempuh. Teruskan perjalanan ini, agar Anda sukses terhadap ujian dari Allah. Karena sesungguhnya hasil pelajaran ditentukan pada akhir amalnya.Allah ta'ala berfirman, "Dan sungguh akan kami uji kalian hingga kami ketahui orang-orang yang berjihad di antara kalian dan orang-orang yang bersabar juga agar kami mengetahui perihal keadaan kalian." (QS. Muhammad: 31)
Wahai kaum muslimin! Cukuplah bagi kita kehilangan Andalusia, Khilafah Utsmaniyah, Palestina dan Imaroh Tholiban. Berangkatlah! Berangkatlah berperang di bumi jihad. Imam as-Syaukani berkata dalam kitab as-Saylil Jaror,"Adapun memerangi orang-orang kafir dan menawari mereka untuk masuk Islam, membayar jizyah atau membunuhnya (jika tidak memilih salah satu dari dua yang pertama -pent) adalah hal yang ma'lum termasuk hal yang penting dalam urusan diin. Karena hal itulah Allah mengutus Rosul-Nya dan menurukan kitab-Nya. Rasulullah saw, semenjak beliau diutus Allah Ta'ala untuk memegang urusan ini (perang), senantiasa menjadikan urusan ini termasuk tujuan-tujuannya yang terbesar dan termasuk urusan yang paling penting. Juga tidak disebutkan ketika beliau meninggalkan mereka (para sahabat), mereka menjadi meninggalkan perang, lalu menjadi perkara yang mansukh (dihapus) oleh ijma' kaum muslimin."
Hingga di sini perkataan Imam as-Syaukani rohimahulloh. Renungkanlah perkataan ini wahai saudaraku. Perkataan di atas adalah ketika jihad fardhu kifayah, bagaimana menurut Anda ketika jihad fardhu 'ain sebagaimana keadaannya di zaman kita ini??!Sedangkan kepada orang yang lisannya lancang dengan mencela dan mengolok-olok mujahidin, menyebarkan isu-isu atau melemahkan (semangat) untuk jihad, aku katakan kepada mereka Allah ta'ala berfirman, "Seandainya mereka (memang) hendak keluar (untuk perang) pastilah mereka mempersiapkan persiapan untuk itu. Akan tetapi Allah tidak menghendaki keberangkatan mereka sehingga Dia lemahkan (semangat) mereka dan dikatakan kepada mereka, "Duduklah bersama orang-orang yang duduk." Jika mereka berangkat bersama kalian, niscaya mereka tidak menambah kalian selain dari kerusakan belaka, dan tentu mereka akan bergegas maju ke muka di antara barisanmu, untuk membuat gangguan di antara kamu; sedang di antara kamu ada orang-orang yang suka mendengarkan perkataan mereka. Dan Allah mengetahui orang-orang yang zholim." (QS. At-Taubah: 46-47)
Allah ta'ala juga berfirman, "Ketahuilah bahwa kehidupan di dunia ini hanyalah permainan, kesia-siaan, bersenang-senang dengan perhiasan, berbangga-bangga di antara kalian dan berbanyak-banyakan harta serta anak. Seperti hujan yang menjadikan petani terheran-heran karena dapat menumbuhkan tanamannya kemudian tanaman itu menjadi kering lalu menjadi hancur. Padahal di akhirat itu masih terdapat adzab yang keras dan ampunan serta keridhoan dari Allah. Sedangkan kehidupan di dunia tidak lain hanyalah perhiasan yang semu." (QS. Al-Hadid: 20)
Wahai kalian orang yang mencela pemuda kami yang berjihad!
Hentikan celaan dan pengingkaran kalian, Apakah layak dicela orang yang rindu terhadap surga dan kenikmatannya, sedangkan dia selalu berjalan mengikuti para sahabat,Apakah patut dicela orang yang meninggalkan dunia beserta kesia-siannya, Sedangkan dia berperang dengan tekad yang merdeka,Apakah layak dicela orang yang menjual murah dirinya pada Allah lagi menginginkan surga firdaus sebagai tempat tinggal yang terbaik, hingga mereka meninggalkanjihad dan pelakunya karena celaan kalian, Waspadailah sifat kemunafikan, waspadailah!
Barang siapa yang belum pernah berperang atau meniatkan hatinya untuk perang, lalu mati, maka kematiannya adalah kematiaan orang-orang jahat, Sesungguhnya jihad adalah jalan untuk mendapat kemuliaan, Dengan meninggalkannya akan mendapat kehidupan hina dan rendah.
Imam al-Hakim dalam mustadroknya mengeluarkan hadits dengan sanad jayyid, baik untuk digunakan sebagai hujjah, juga dishohihkan oleh Imam adz-Dzohabiy. Hadits ini juga diriwayatkan oleh Imam at-Thabraniy dan Imam al-Bayhaqiy, dari Basyir bin al-Khoshoshiyyah ra berkata,"Aku datang kepada kepada Rasulullah saw untuk berbai'at masuk islam. Maka beliau mensyaratkan kepadaku untuk bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak diibadahi selain Allah dan bahwa Muhammad adalah hamba dan rosul-Nya, sholat lima waktu, puasa Romadhon menunaikan zakat, haji ke baitullah dan berjihad di jalan Allah." Dia lanjutkan, "Wahai Rasulullah, ada dua yang aku tidak mampu, yaitu zakat karena aku tidak memiliki sesuatu kecuali sepuluh dzaud (sekelompok unta) yang merupakan titipan dan kendaraan bagi keluargaku. Sedangkan jihad, orang-orang yakin bahwa yang lari (ketika perang) maka akan mendapat kemurkaan dari Allah, sedangkan aku takut jika ikut perang lalu aku takut mati dan ingin (menyelamatkan) jiwaku." Lalu Rasulullah menggenggam tangannya kemudian menggerakkannya lalu berkata, "Tidak shadaqah dan tidak jihad? Dengan apa engkau masuk surga?" Lalu Rasulullah menggenggam tangannya kemudian menggerakkannya lalu berkata, "Tidak shadaqah dan tidak jihad? Dengan apa engkau masuk surga?"
Renungkanlah wahai saudaraku yang mulia perkataan Rasulullah sang pilihan saw, "Tidak shodaqoh dan tidak jihad? Lalu dengan apa Engkau masuk surga?" Dengan apa Anda masuk surga? Wahai orang-orang yang cuek! Inilah Beliau Rasulullah saw yang mengatakan, "Tidak shodaqoh dan tidak jihad? Lalu dengan apa Engkau masuk surga?" Allah ta'ala berfirman,"Apakah kalian mengira akan masuk surga padahal belum datang ujian yang semisal dengan yang menimpa orang-orang sebelum kalian. Mereka ditimpa gangguan dan marabahaya serta digoncangkan seguncang-guncangnya hingga Rosul dan orang-orang yang beriman yang bersamanya berkata, "Kapankah pertolongan Allah datang?" Ketahuilah, bahwa pertolongan Allah sangatlah dekat." (QS. Al-Baqoroh: 214)
Wahai hamba-hamba Allah! Tidak shodaqoh dan tidak jihad? Dengan apa Anda masuk surga? Hendaknya setiap orang di antara kita mengulang-ulang pertanyaan ini, agar bisa menjawabnya sebelum datang hari kiamat sebagaimana Allah ta'ala berfirman, "Pada hari tidak bermanfaat harta tidak juga anak. Kecuali orang yang datang kepada Allah dengan hati yang selamat (dari syirik dan kemunafikan -tafsir jalalain)" (QS. As-Syu'aro': 88-89)
Dalam akhir penutupan, ya Allah Yang menurunkan kitab, Maha cepat hisab-Nya, kalahkan kelompok-kelompok musuh Islam. Ya Allah kalahkan mereka, goncangkan mereka dan tolonglah kami dalam menghadapi mereka.
Ya Allah tolonglah mujahidin di bumi 'Iraq, Palestina, Afghanistan, Maghrib Islamy, Jazirah 'Arab, Somalia dan di setiap tempat. Ya Allah tolonglah mereka dalam menghadapi musuh mereka, tepatkan tembakan mereka dan sembuhkan luka mereka.
Ya Allah bebaskan saudara-saudara kami yang tertawan dan kaum muslimin lain yang juga tertawan. Ya Allah bebaskan Syaikh Doktor 'Umar 'Abdur Rohman, Syaikh Rifa'iy Thoha, Syaikh Sulaiman al-'Ulwan dan Syaikh Walid as-Sananiy, Syaikh Sa'id Alu Zu'ayr, Syaikh Faris Alu Syuwail (Abu Jandal al-Azdi), Syaikh Sulaiman Abu Ghoits dan Syaikh Abu Hafsh al-Muritaniy dari penawanan. Ya Allah bebaskan Syaikh Muhammad al-Fazaziy, Syaikh Abu Qotadah al-Filisthiniy, Syaikh Nashor al-Marshod dan seluruh kaum muslimin yang tertawan.
Ya Allah, terimalah saudara-saudara kami yang syahid. Sedangkan akhir seruan kami, segala puji bagi Allah Robb semesta 'alam.

Senin, 08 Februari 2010

Ingatkanlah kematian kita



World's tallest tower closed a month after opening



DUBAI, United Arab Emirates – The world's tallest skyscraper has unexpectedly closed to the public a month after its lavish opening, disappointing tourists headed for the observation deck and casting doubt over plans to welcome its first permanent occupants in the coming weeks.

Electrical problems are at least partly to blame for the closure of the Burj Khalifa's viewing platform — the only part of the half-mile high tower open yet. But a lack of information from the spire's owner left it unclear whether the rest of the largely empty building — including dozens of elevators meant to whisk visitors to the tower's more than 160 floors — was affected by the shutdown.

The indefinite closure, which began Sunday, comes as Dubai struggles to revive its international image as a cutting-edge Arab metropolis amid nagging questions about its financial health.

The Persian Gulf city-state had hoped the 2,717-foot (828-meter) Burj Khalifa would be a major tourist draw. Dubai has promoted itself by wowing visitors with over-the-top attractions such as the Burj, which juts like a silvery needle out of the desert and can be seen from miles around.

In recent weeks, thousands of tourists have lined up for the chance to buy tickets for viewing times often days in advance that cost more than $27 apiece. Now many of those would-be visitors, such as Wayne Boyes, a tourist from near Manchester, England, must get back in line for refunds.

"It's just very disappointing," said Boyes, 40, who showed up at the Burj's entrance Monday with a ticket for an afternoon time slot only to be told the viewing platform was closed. "The tower was one of my main reasons for coming here," he said.

The precise cause of the $1.5 billion Dubai skyscraper's temporary shutdown remained unclear.

In a brief statement responding to questions, building owner Emaar Properties blamed the closure on "unexpected high traffic," but then suggested that electrical problems were also at fault.

"Technical issues with the power supply are being worked on by the main and subcontractors and the public will be informed upon completion," the company said, adding that it is "committed to the highest quality standards at Burj Khalifa."

Despite repeated requests, a spokeswoman for Emaar was unable to provide further details or rule out the possibility of foul play. Greg Sang, Emaar's director of projects and the man charged with coordinating the tower's construction, could not be reached. Construction workers at the base of the tower said they were unaware of any problems.

Power was reaching some parts of the building. Strobe lights warning aircraft flashed and a handful of floors were illuminated after nightfall.

Emaar did not say when the observation deck would reopen. Ticket sales agents were accepting bookings starting on Valentine's Day this Sunday, though one reached by The Associated Press could not confirm the building would reopen then.

Tourists affected by the closure are being offered the chance to rebook or receive refunds.

The shutdown comes at a sensitive time for Dubai. The city-state is facing a slump in tourism — which accounts for nearly a fifth of the local economy — while fending off negative publicity caused by more than $80 billion in debt it is struggling to repay.

Ervin Hladnik-Milharcic, 55, a Slovenian writer planning to visit the city for the first time this month, said he hoped the Burj would reopen soon.

"It was the one thing I really wanted to see," he said. "The tower was projected as a metaphor for Dubai. So the metaphor should work. There are no excuses."

Dubai opened the skyscraper on Jan. 4 in a blaze of fireworks televised around the world. The building had been known as the Burj Dubai during more than half a decade of construction, but the name was suddenly changed on opening night to honor the ruler of neighboring Abu Dhabi.

Dubai and Abu Dhabi are two of seven small sheikdoms that comprise the United Arab Emirates. Abu Dhabi hosts the federation's capital and holds most of the country's vast oil reserves. It has provided Dubai with $20 billion in emergency cash to help cover its debts.

Questions were raised about the building's readiness in the months leading up to the January opening.

The opening date had originally been expected in September, but was then pushed back until sometime before the end of 2009. The eventual opening date just after New Year's was meant to coincide with the anniversary of the Dubai ruler's ascent to power.

There were signs even that target was ambitious. The final metal and glass panels cladding the building's exterior were installed only in late September. Early visitors to the observation deck had to peer through floor-to-ceiling windows caked with dust — a sign that cleaning crews had not yet had a chance to scrub them clean.

Work is still ongoing on many of the building's other floors, including those that will house the first hotel designed by Giorgio Armani that is due to open in March. The building's base remains largely a construction zone, with entrance restricted to the viewing platform lobby in an adjacent shopping mall.

The first of some 12,000 residential tenants and office workers are supposed to move in to the building this month.

The Burj Khalifa boasts more than 160 stories. The exact number is not known.

The observation deck, which is mostly enclosed but includes an outdoor terrace bordered by guard rails, is located about two-thirds of the way up on the 124th floor. Adult tickets bought in advance cost 100 dirhams, or about $27. Visitors wanting to enter immediately can jump to the front of the line by paying 400 dirhams — about $110 apiece.

___

On the Net: http://www.burjdubai.com